Select Menu

Ads

Random Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Lorem 1

Technology

Circle Gallery

KRIMINAL

Racing

News

Lorem 4

Motif Perampokan Sadis di Muara Bulian belum Diketahui

Jumat, 5 Februari 2016 00:38

Motif Perampokan Sadis di Muara Bulian belum Diketahui
TRIBUN JAMBI/SUCI RAHAYU
Polisi sedang melakukan olah TKP 
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Suci Rahayu
TRIBUNJAMBI. COM, MUARA BULIAN - Diduga terjadi perampokan yang menewaskan Nurasman Hadi alias Eddy (40), di RT 07 RW 02, Kelurahan Pasar Baru, Muara Bulian, Kamis (4/1) sekitar pukul 21.00.
Hingga pukul 23.10, pihak kepolisian masih melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), untuk mencari selongsong peluru dan mencari petunjuk lainnya.
"Istri dan anak korban masih shock, dan belum bisa dimintai keterangan," kata seorang anggota kepolisian.
Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui barang apa saja yang dibawa pelaku perampokan.
"Belum tahu apakah murni perampokan atau ada motif lainnya," lanjutnya.
"Kami masih melakukan penyidikan terhadap kejadian ini," ujarnya.
Profil Wilayah Kabupaten BatanghariKategori


Batang Hari

Batang Hari atau Sungai Hari adalah sungai terpanjang di Pulau Sumatera yang panjangnya sekitar  800 km. Mata airnya berasal dari Gunung Rasan  (2.585 m) dan yang menjadi hulu dari Batang Hari  adalah Danau Diatas, yang sekarang masuk ke  wilayah Kabupaten Solok Provinsi Sumatera Barat, dan mengalir ke selatan sampai ke daerah Sungai Pagu, sebelum berbelok ke arah timur.
Aliran dari sungai ini melalui beberapa daerah yang ada di Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Jambi, seperti Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten Batang Hari, Kota Jambi, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, sebelum lepas ke perairan timur sumatera dekat Muara Sabak.
Pada Batang Hari ini ada banyak sungai lain yang bermuara padanya diantaranya Batang Sangir, Batang Merangin, Batang Tebo, Batang Tembesi, dan lain sebagainya. Sistem aliran sungai ini membawa banyak deposit emas, sehingga muncul nama legendaris Swarnadwipa (“pulau emas”) yang diberikan dalam bahasa Sanskerta bagi Pulau Sumatera.

Kantor Bupati Batanghari
Kabupaten Batang Hari dengan Filosofi “Serentak Bak Regam” beribukota Muara Bulian dibentuk Tanggal 1 Desember 1948 melalui Peraturan Komisaris Pemerintah RI di Bukit Tinggi No 81/Kom/U tanggal 30 Nopember 1948 dengan Pusat Pemerintahan waktu itu  di Jambi, sekarang kota Jambi, dan merupakan satu dari 11 kabupaten/kota dalam Provinsi Jambi, sedang Provinsi Jambi dibentuk dengan UU  Darurat  No 19 tahun 1957 bersamaan dengan pembentukan Provinsi Sumatera Barat dan Riau.
Secara historis, pada masa pemerintahan Nurdin sebagai Bupati Pertama  1950-1952 kawasan Batang Hari masih belum memiliki otonomi  dan kedudukan pusat pemerintahan sebagai Daerah Tingkat II secara pasti, ini berlangsung hingga masa kepemimpinan M. Djamin Datuk Bagindo 1952-1963,  dan Abdul Manaf Bupati ketiga  1953-1954.
Namun demikian pembangunan di kawasan Kabupaten Batang Hari terus berjalan. sejak tahun 1954. Cikal bakal pemimpin-pemimpin wilayah Batang Hari dalam hal memperbaiki mekanisme pemerintahan daerah serta mewujudkan berbagai apek pembangunan mulai dirintis sebagai langkah awal menuju pembangunan berikutnya.
Tahun 1954-1956 Batang Hari dipimpin oleh Bupati Madolangeng, Tahun 1956-1957 R Sunarto, tahun 1957-1958 dipimpin oleh Ali Sudin, dan tahun 1958-1966 saat dipimpin oleh H Bakri Sulaiman terjadi perubahan otoritas pemerintahan. Tahun 1963 pusat pemerintahan  Kabupaten Batang Hari dipindah ke Km 10 Kenali Asam (saat ini masuk wilayah Kota Jambi). Tahun 1965 sesuai UU No 7 tahun 1965, Kabupaten Batang Hari  dimekarkan menjadi 2 daerah tingkat II yakni Kabupaten Dati II Batang Hari yang beribukota Km 10 Kenali Asam dan Kabupaten Tanjung Jabung yang beribukota Kuala Tungkal.

Water Boom Muara Bulian
Tahun 1966-1968 Kabupaten Batang Hari dipimpin Drs HZ Muchtar DM dan tahun 1968-1979 dilanjutkan oleh Rd Syuhur. Tahun 1979 pusat pemerintahan Kabupaten Batang Hari dipindahkan  dari Km 10 Kenali Asam ke Muara Bulian berdasarkan  UU No 12 tahun 1979 dan diresmikan oleh Mendagri   Amir Machmud  tanggal  21 Juli 1979.
Tahun 1981-1991 Kabupaten Batanghari dipimpin oleh Drs H Hasip Kalimuddinsyam. Tahun 1991-2001 Batanghari dipimpin oleh Bupati HM Saman Chatib SH.  Sejalan dengan era reformasi dan tuntutan otonomi daerah Kabupaten Batang Hari.
Berdasarkan   UU No. 54 tahun 1999 dimekarkan kembali menjadi 2, yakni Kabupaten Batang Hari yang beribukota Muara Bulian dan Kabupaten Muaro Jambi yang beribu­kota Sengeti yang peresmian dilakukan oleh Mendagri di Jakarta, Oktober 1999, sehingga saat ini Kabupaten Batanghari memiliki luas wilayah 5.809,43 Km persegi, berpenduduk sampai Desember 2010 sebanyak 240.763 jiwa tersebar pada 8 Kecamatan  dengan 100 desa dan 13 kelurahan.
Tahun 2001-2006 Kabupaten Batang Hari dipimpin oleh H Abdul Fattah SH dengan Wakilnya Ir Syahirsah Sy yang menjadi Wakil Bupati pertama sejak Batang Hari berdiri. Tahun 2006-2011 Kabupaten Batanghari dipimpin oleh Bupati Ir Syahirsah Sy dengan Wakil Bupati H Ardian Faisal SE MSi (putra HM Saman Chatib, SH), sebagai bupati dan wakil bupati yang dipilih langsung oleh rakyat untuk kali pertama melalui proses pilkada langsung.
Tahun 2011 Kabupaten Batang Hari dipimpin oleh H Abdul Fattah SH dan Sinwan SH yang menjadi Bupati dan wakil Bupati  Batang Hari periode 2011-2016. Selanjutnya jabatan Bupati Batang Hari dipimpin Sinwan SH.
Sebelum dilantik menjadi Bupati Batang Hari Sinwan SH selama  menjabat sebagai wakil dan pelaksana tugas (Plt) Bupati Batang Hari masa bakti 2011-2016 pada Senin (15/7/2014) resmi dilantik menjadi bupati Batang Hari, menggantikan bupati non aktif sebelumnya yaitu H abdul fatah SH, di gedung DPRD Batang Hari oleh gubernur Jambi Hasan Basri Agus (HBA).
Dengan rangkaian acara pembukaan rapat paripurna kehormatan DPRD Batang Hari yang dipimpin oleh Ketua DPRD Batang Hari Supriyadi ST dalam acara sidang paripurna istimewa tersebut, Ketua DPRD Batang Hari membacakan surat keputusan Mendagri tentang pelantikan Sinwan SH dan pemberhentian jabatannya sebagai wakil/Plt Bupati Batang Hari selanjutnya diambil sumpah jabatan sebagai Bupati Batang Hari untuk masa bhakti 2011-2016 mendatang.
Berkenaan dengan HUT Kabupaten Batang Hari ke-66 tahun, Bupati Batang Hari Sinwan SH atas nama pribadi dan Pemkab Batang Hari mengharapkan kepada seluruh lapisan masyarakat Bumi Serentak Bak Regam agar selalu mengingat, mengenang, dan merayakan hari lahir Kabupaten Batang Hari yakni setiap tanggal 1 Desember dengan serangkaian kegiatan positif, sehingga generasi penerus tahu dan menghargai sejarah, guna membangun Batang Hari ke depan yang lebih baik, untuk mewujudkan Batanghari Berlian (Bangun Ekonomi Rakyat, Lanjutkan Pembangunan dengan Iman dan Pemerataan tahun 2016.Adv
AKSARA KEAJAIBAN


Kantornya belum tutup, namun sengaja tidak dibuka. Sebenarnya tempat itu hanyalah sebuah bangunan kecil, dinding dan pintunya terbuat dari kayu. Dan hanya ada sedikit perabot di dalamnya. Ada duah buah meja dan dua kursi yang saling berhadapan, tidak jauh dari pintu masuk ada sebuah bangku panjang, tempat biasanya orang-orang menunggu. Zaza sedang tertidur di atas meja, sejak pagi ia hanya termenung sendirian di atas kursi. Rasa bosannya perlahan mulai membuatnya mengantuk. Dua tangannya dilipat di atas meja untuk dijadikan alas tidur. Bagian samping wajahnya ditempelkan di atas dua lengannya dan ia pun mulai terlelap.
Ada orang yang berdiri dan mengetuk-ngetuk pintunya dari luar, beberapa ketukan sopan dan Zaza mendengarnya, tapi ia tetap tidak bergeming. Ia yakin kalau itu adalah istrinya yang datang meminta uang. Padahal baru tadi malam ia berteriak di depan muka istrinya kalau ia tidak punya uang dan akan segera memberinya uang kalau ia sudah punya. Zaza tetap acuh dengan tamunya itu. Namun ketukan itu menjadi semakin kuat dan keras hingga ia sadar kalau seorang perempuan tidak akan bisa mengetuk sekeras itu. Zaza segera berjalan menuju pintu dan bergegas membukanya. Ketukan itu semakin keras. Saat tangannya hendak meraih gagang pintu, pintu itu roboh karena diketuk terlalu kuat. Zaza menghindar ke arah samping. Dilihatnya pintu itu terbujur di lantai dan seorang laki-laki tinggi besar berdiri di hadapannya. Tangannya keras dan berotot dan lingkar dadanya besar. Laki-laki itu menatap ke arah Zaza.
“Apakah anda orang yang bernama Zaza?” tanya laki-laki itu kesal.
“Iya tuan, sayalah orangnya.”
“Oh, aku tidak diberitahu kalau ternyata kau ini tuli!”
“Tidak tuan, saya tidak tuli. Saya bisa mendengar sama seperti tuan.”
“Jadi kenapa kau tidak membuka pintunya tadi!”
Zaza sedikit bingung untuk menjawabnya. Ia tidak ingin bercerita mengenai istrinya pada orang ini, karenanya dia hanya menjawab kecil dan pelan.
“Maaf tuan, saya tidak mendengarnya tadi.”
“Apa? Kau tidak mendengar sekeras itu aku mengetuk pintunya. Berarti kau ini benar-benar tuli.”
“Iya, terserah anda saja. Mungkin memeng benar saya ini tuli.”
“Silahkan duduk tuan! Apa pun yang bisa saya bantu.”
“Tidak usah, lebih baik aku berdiri saja. Lagi pula aku tidak ingin membuat kursinya patah.”
“Aku ke sini karena disuruh untuk menjemputmu.”
“Siapa?” tanya Zaza.
“Kamu!! Apakah kau ini benar-benar tidak bisa mendengar?” laki-laki itu terlihat semakin kesal.
“Tidak tuan, anda salah paham. Maksud saya itu siapa yang menyuruh tuan untuk menjemput saya?”
“Raja, tuan raja yang menyuruhku untuk menjemputmu. Ada masalah penting dan ia membutuhkan bantuanmu. Dan tenang saja, kamu akan dibayar untuk itu.” Laki-laki itu berbicara dengan suara keras karena mengira Zaza benar-benar kurang pendengaran.
“Baik tuan, dengan senang hati.” Ia lalu mengambil selembar kertas, mencelupkan penanya ke dalam botol tinta dan menulis beberapa kalimat sederhana yang tidak akan membuat istrinya kesulitan ketika membacanya nanti.
“A-ku per-gi ti-dak la-ma, nan-ti a-ku pu-lang mem-ba-wa u-ang.” Zaza berpikir sejenak, ragu-ragu ia menulis di bawahnya, “a-ku sa-yang ka-mu.”
Zaza lalu menempel kertas itu di dinding. Sebelumnya ia cukup kewalahan ketika mengajarkan istrinya baca tulis. Ia harus mengulang huruf dan bunyi yang sama berkali-kali sampai membuatnya jengkel. Butuh waktu berminggu-minggu hingga istrinya bisa mengenal setiap huruf dan melafalkannya secara terbata-bata. Istrinya hanya mampu mengeja kata dan kalimat sederhana, tapi tetap masih tidak bisa menulis. Dia tidak sempat lagi mengajarkannya karena belakangan mereka terlalu sibuk bertengkar. Dan istrinya seringkali mengejeknya si cerdas yang tuli.
“Bisakah kau lebih cepat sedikit! Jangan membuatku menunggu terlalu lama! Apa kau tidak lihat aku berdiri sejak tadi.”
“Baik tuan, kita berangkat sekarang.”
Sebuah kereta sudah menunggu mereka di depan. Kereta itu ditarik oleh penggerak berbahan bakar rumput. Zaza duduk termenung, ia mencoba mengingat perjalanan jauh terakhirnya, dan itu sudah lama sekali. Dulu sewaktu remaja, ia sering membantu ayahnya di kebun. Ayahnya adalah seorang petani yang tekun, tapi tidak demikian dengan Zaza. Karena rasa bosannya tiap hari mencangkul, menyiram tanaman, menabur pupuk dan memetik hasil panen setiap tahun, ia pun pergi meninggalkan desa dan keluarganya. Perantauannya selama bertahun-tahun pun akhirnya membuat bosan.
Satu hal yang amat ia kagumi tentang negeri luar yang ia lalui sepanjang perjalanannya adalah telah ditemukannya cara untuk merekam suara manusia atau menampilkan isi pikiran manusia melalui huruf-huruf dan lambang yang dapat mewakili bunyi lisan manusia. Rangkaian dari huruf-huruf itu dapat didokumentasikan di atas bermacam-macan media, seperti batu, papan kayu, tanah yang dikeringkan, kulit kayu atau hewan, dan yang paling mutakhir adalah benda tipis dan lunak dengan permukaan yang bersih dan halus. Kita dapat menulis huruf-huruf tadi di atas media-media tersebut dan keajaiban pun terjadi, bagaimana dengan suatu cara yang tidak berisik tanpa suara, manusia bisa berkomunikasi satu sama lain.
Zaza sadar bahwa itu adalah suatu hal yang sederhana, namun luar biasa hebatnya. Potensi besar yang bisa ia bawa pulang, yang bisa membuat ia dihargai di negerinya jika nanti rasa rindunya memanggilnya pulang. Waktu itu ia belajar mengenal dan membaca huruf-huruf itu dari seorang anak kecil yang dikenalnya. Ia memberi anak itu dua potong roti manis dan anak itu mengajarinya membaca dan menulis.
Pada tahap selanjutnya ia belajar pada beberapa teman dan kenalannya teknik menulis indah, membaca cepat dan ia juga belajar beberapa bahasa yang berbeda dan abjad-abjad yang berlainan, mulai yang dibaca dari kiri ke kanan atau kanan ke kiri. Banyak orang yang berdecak kagum bagaimana Zaza belajar semua itu begitu cepatnya. Zaza pulang dan memperkenalkan ilmu baru yang ia bawa kepada orang-orang di negerinya. Mereka menanggapinya secara beragam, sebagian tidak peduli, sebagian menganggapnya hal yang tidak penting tapi sebagian lagi menyimaknya dengan seksama.
Zaza mengumpulkan orang-orang untuk menunjukkan bagaimana ia merekam suara mereka ke dalam tulisan. Ada ratusan yang datang kala itu. Zaza menyuruh mereka mengucapkan masing-masing satu kalimat. Dan ia menulisnya, lalu ia buat semua orang terkejut bagaimana ia bisa mengingat setiap kalimat mereka dan setiap detil kata yang mereka ucapkan tadi. Semenjak itu, Zaza menjadi semakin dikenal banyak orang, ia diminta untuk mengajari mereka membaca dan menulis. Sering pula ia diminta untuk menuliskan atau membaca surat, menerjemahkan bahasa atau istilah asing atau sekedar menulis indah. Yang paling penting adalah ia dapat menghasilkan uang dengan kemampuannya itu.
Kereta itu berjalan sekian jauhnya. Hingga Zaza dan pria itu tiba di sebuah istana. Beberapa pengawal di gerbang istana mengangguk hormat kepada mereka berdua. Pria besar itu menuntun Zaza di sepanjang koridor di dalam istana. Koridor itu begitu panjang. Ada banyak sekali kamar di sisi kiri dan kanan mereka. Pria besar terlihat kebingungan mencari dan memilih kamar mana yang harus mereka masuki.
“Ahh ini dia, masuklah! Kau sudah ditunggu di dalam.” Zaza masuk ke dalamnya, ada orang yang sudah menantinya di balik pintu. “Zaza, akhirnya anda datang. Masuklah! Anda sudah ditunggu dari tadi. Silakan duduk dan nikmati suasana di sini!” laki-laki pendek dan agak gemuk itu menyambutnya dengan ramah.
“Saya sangat kelaparan tuan. Kalau boleh, saya ingin meminta sedikit makanan sebelum saya melakukan apa-apa.”
“Tentu saja boleh, anda adalah orang yang pantas untuk dihormati. Anda adalah tamu istimewa di sini.”
Tidak lama kemudian pelayan datang membawa aneka hidangan yang begitu enak dipandang dan memanjakan hidung dengan aromanya. Zaza menyesali situasinya saat itu. Kenapa makanan seenak ini tidak tersaji di meja makan di rumahnya. Dan ia bisa makan sepuasnya ditemani istrinya tanpa harus terbelenggu oleh formalitas dan perasaan seperti sekarang.
Beberapa orang lalu masuk ke ruangan itu. Mereka adalah keluarga raja dan orang-orang terdekat raja. Pria besar tadi lalu masuk membawa sebuah kotak dan menaruhnya di depan Zaza lalu ke luar lagi. Dan terakhir sang raja masuk duduk tepat di depan Zaza. Raut wajah sang raja terlihat begitu serius dan gelisah. Ia terlihat seperti orang yang telah menghabiskan waktunya berhari-hari hanya untuk memikirkan sesuatu. Sesuatu yang sangat membingungkan namun sangat penting untuk segera dipahami.
“Tuan, bisa saya mulai menjelaskan masalahnya sekarang?” raja bertanya kepada Zaza. Dan Zaza mengangguk perlahan. Ia masih sibuk memandangi kotak yang ada di depannya.
“Beberapa minggu yang lalu, aku dihantui sebuah mimpi, mimpi yang sangat buruk, tentang penyakit, kematian, luka, dan celaka dan semua tergambar begitu buruk di dalam mimpiku malam itu. Aku mengira kalau itu hanya sebuah mimpi biasa, tapi kemudian tidak kurang tiga minggu berturut-turut hingga tadi malam mimpi-mimpi itu terus saja datang. Semakin menakutkan dan membingungkan.”
Raja menatap ke arah Zaza, seluruh keluarganya dan setiap orang di ruangan itu melihat ke arahnya. Zaza terlihat kebingungan dengan situasi di depannya. Kenapa ia dihadapkan pada hal gaib di luar nalar semacam ini, atau mungkin raja telah salah memanggilnya ke sini. Tapi disimaknya cerita raja itu dengan hikmat sehikmat anak kecil yang memakan es krim di terik panas tengah hari. “Semenjak kedatangan mimpi-mimpi itu, aku mulai tidak menyukai waktu tidurku, bahkan aku membencinya. Aku berharap bisa terjaga sepanjang waktu.” Raja kemudian melipat lengan bajunya, terlihat ruam-ruam dan bercak-bercak merah menyala di kulitnya. Seperti bekas cambukan atau goresan. Dan bercak itu ada di sekujur tubuhnya, di kaki, lengan, leher, dan punggungnya.
“Anda bisa melihatnya? Satu minggu yang lalu kejadian aneh yang lain kembali terjadi. Seluruh kulitku rasanya seperti terbakar atau tersengat lebah. Belum ada obat yang bisa menyembuhkannya hingga sekarang. Anehnya penyakitku ini menghilang saat aku tidur. Dan masalahnya mimpi-mimpi itu memberi penderitaan lain dalam tidurku. Mimpi-mimpi itu bertambah ngeri, kadang ku lihat orang-orang yang ku kenal di kuliti, dibakar, kuku-kuku mereka dicabut dari jari-jari mereka, kadang ku lihat dalam mimpiku sekelompok orang menangkapku, menggigiti kulitku sampai koyak. Itu sangat menyiksa. Sekarang aku malah membenci waktu tidur dan jagaku.”
“Lalu aku mendatangi seorang dokter, ia memiliki nama yang panjang dan aneh dan ia mengobati pasiennya dengan cara yang aneh pula, ia berhubungan dengan hal-hal gaib yang dulu menurutku hanya bualan orang-orang sinting. Vivus koznat latzika. Anda tentu mengenalnya bukan?”
“Iya tuan, saya sempat belajar beberapa hal dari dia. Tapi hanya sedikit. Saya pun kurang suka dengan hal-hal gaib atau semacamnya.”
“Ha, baguslah. Ia hanya memberiku sebuah kotak berisi kertas yang bertuliskan kalimat dan huruf-huruf aneh yang belum pernah ku lihat sebelumnya. Lebih mirip sebuah coretan atau garis-garis yang tidak bermakna. Dan dokter itu mengatakan andalah orang yang bisa membacanya.”
Zaza membuka kotak itu dan mengambil kertas di dalamnya. Dicermati setiap tulisan di dalamnya.
“Sebenarnya ini adalah bahasa yang sama dengan bahasa yang kita pakai, hanya saja ditulis dengan huruf dan simbol yang berbeda. Semua ini adalah huruf yang identik dengan sesuatu yang berbau gaib. Saya bisa membacanya tapi mungkin tidak dapat menjelaskan apa maksudnya.” Zaza mulai membaca isi kertas tersebut.
“Tuan raja! Apa yang anda alami sekarang mungkin terasa aneh, sangat aneh, namun tentu ada penjelasan untu setiap hal di dunia ini, tak peduli seganjil apa pun dia. Sebenarnya dunia ini mirip dengan istana anda, ada banyak kamar dan ruangan di dalamnya. Dan tempat di mana kita tinggal hanya satu kamar di antara kamar-Kamar yang lain. Mimpi ibarat sebuah lorong kecil yang menjadi penghubung antar ruangan. Manusia pada umumnya hidup nyaman dalam kamarnya masing-masing namun lain halnya mungkin dengan penghuni kamar yang lain, sialnya mungkin salah satu dari mereka masuk ke mimpi anda dan mencoba menyakiti anda.”
“Makhluk yang masuk ke dalam mimpi anda memberi penglihatan-penglihatan yang menyeramkan, ia senang melihat anda menderita. Lalu membuat rasa yang tidak enak pada kulit anda. Kita tidak bisa mengusirnya dengan memberinya sesuatu. Karena dia memang tidak mengharapkan apa-apa dari anda, dia hanya mencoba menikmati penderitaan anda. Mungkin penyebabnya adalah karena selama ini anda kurang peduli dengan penderitaaan orang lain.”
“Tapi… entahlah, saya tidak ingin menasihati anda. Saya tidak berkompeten untuk itu. Saya hanya menulis beberapa bait puisi sederhana. Percayalah, setelah puisi itu dibaca semua akan pulih seperti semula. Ini bukanlah mantera atau jampi-jampi ajaib, melainkan hanya sebuah puisi biasa. Puisi tentang pulang dan rindu.” Zaza berhenti sebentar. Dia melihat ke arah raja. Tadi itu sebuah bacaan yang aneh. Lebih mirip sebuah dongeng pengantar tidur yang sering diceritakan ibunya dulu. Raja lalu munyuruhnya untuk segera membacanya.
“Bangau-bangau terbang ke selatan, Di pagi hari ke arah gunung
Bangau-bangau terbang ke utara, Di senja hari ke arah laut
Saat itu pula seratusan, Semut kembali ke sarangnya
Tidak ada kesenangan yang lebih besar, Dibandingkan kerinduan kepada rumah
Apakah kau tak pernah terpikirkan untuk pulang
Wahai…”
Zaza berhenti, ada satu kata terakhir yang tidak ia mengerti. Mungkin itu bukan kata-kata yang biasa dipakai sehari-hari. Zaza mengernyitkan alisnya, baru kemudian ia menyadari kalau itu adalah sebuah nama. “Wahai KOJET.”
Suasana menjadi hening. Semua orang menatap raja, sedang raja sendiri menatap ke arah Zaza. Tidak ada perubahan sama sekali. Sakit di kulitnya masih terasa. Zaza menjadi agak khawatir apa ini semua hanya omong kosong atau ada kesalahan ketika tadi ia membacanya. Zaza melihat ke sudut bawah kertas, ada sebuah catatan kaki ternyata di sana yang bunyinya “Raja harus membacanya,” semua menyiratkan rasa lega mendengarnya. Nyaris mereka menganggap bahwa yang barusan mereka dengar hanya bualan orang gila. Raja kemudian mengulang puisi tadi. Sama persis di setiap baitnya. Dan benar saja perlahan rasa sakit di kulitnya menghilang. Dia segera bangkit dari kursinya dan menyalami Zaza lalu memeluknya pelan. “Terima kasih tuan, ternyata anda memang bisa diandalkan.”
Seluruh orang di ruangan itu yang sedari tadi hanya diam mendengar pun bangkit dan bertepuk tangan. Mereka ikut berterima kasih dan menyalami Zaza. Sang raja kemudian bergegas masuk ke ruang tidurnya. Memejamkan mata untuk melihat mimpi indah yang lama ia tidak lihat. Pria besar tadi masuk, sedikit tercengang dengan keberhasilan Zaza. Dan ia mengantar Zaza pulang. Sekantong uang diberikan kepada Zaza sebagai upah atau hadiah rasa terima kasih dari raja. Kali ini laki-laki itu bersikap lebih sopan kepadanya, tapi Zaza tidak peduli. Ia hanya teringat pada satu kata dari puisi tadi, “rindu”, entah kenapa ia menjadi begitu rindu pada istrinya. Rindu masa dimana mereka tidak pernah bertengkar. Sebelum turun dari kereta, Zaza bertanya kepada laki-laki tadi.
“Tuan, kalau boleh tahu siapakah nama tuan?”
“Kojet.” jawab orang itu singkat, lalu menghilang begitu cepatnya seperti air yang dituang di atas logam panas. Dan Zaza hanya terpana sebentar lalu masuk ke rumahnya, memanggil istrinya dan berhamburan memeluknya.
Pantun Jenaka - Pantun sebenarnya adalah salah satu kekhasan budaya masyarakat Melayu sekaligus sebagai warisan leluhur karena pantun sudah digunakan sejak bertahun-tahun lalu, khususnya dalam acara antar suku yang melibatkan masyarakat luas. Seoiring berkembangnya zaman, pantun mengalami pergeseran makna, jika dulu pantuncenderung disakralkan karena hanya digunakan dalam momen-momen tertentu maka penggunaan pantun saat ini lebih menyeluruh dan fleksibel. Pantun juga menjadi agenda dasar kurikulum sekola-sekolah di Negara berumpun melayu seperti Indonesia dan Malaysia. Anak-anak diperkenalkan kepada jenis-jenis dan bagaimana cara membuat pantun. Salah satu jenis yang banyak digemari adalah Pantun Jenaka. Tentu saja karena pantun jenaka lebih menghibur dan menggunakan bahasa yang tiak formal, dalam artian lebih dekat dengan kelas masyarakat manapun.

Dalam pembuatan pantun kita dituntut harus mentaati kaedah-kaedah perpantunan, seperti bunyi rima yang beraturan,  abab. Tetapi sepertinya hal itu tidak terlalu dipermasalahkan karena akhir-akhir ini muncul kaedah jenis baru yang lebih kontemporer, dimana pantun dibuat sesuka hati. Hal ini berlaku terutama dalam pembuatan pantun jenaka. Penasaran seberapa lucunyakah pantun jenaka yang ada di sekitar kita, mari simak ulasan di bawah ini :


Hasil gambar untuk pantun


KUMPULAN PANTUN JENAKA 2016

Ikan gabus di rawa-rawa,
Ikan belut nyangkut di jaring,
Perutku sakit menahan tawa,
Gigi palsu loncat ke piring
Dimana kuang hendak bertelur,
Diatas lata dirongga batu,
Dimana tuan hendak tidur,
Diatas dada dirongga susu
Elok berjalan kota tua,
Kiri kanan berbatang sepat,
Elok berbini orang tua,
Perut kenyang ajaran dapat
Anak ayam turun ke bumi,
Induk ayam naik kelangit,
Anak ayam nyari kelangit,
Induk ayam nyungsep ke bumi
Limau purut di tepi rawa,,
Buah dilanting belum masak,
Sakit perut sebab tertawa,,
Melihat kucing duduk berbedak
Jalan-jalan ke rawa-rawa,
Jika capai duduk di pohon palm,
Geli hati menahan tawa,
Melihat katak memakai helm
Sakit kaki ditikam jeruju,
Jeruju ada didalam paya,
Sakit hati memandang susu,
Susu ada dalam kebaya
Disana gunung, disini gunung,
Ditengah-tengah bunga melati,
Saya bingung kamu pun bingung,
Kenapa ada bunga melati ???!?
Naik kebukit membeli lada,
Lada sebiji dibelah tujuh,
Apanya sakit berbini janda,
Anak tiri boleh disuruh
Pohon kelapa, Pohon durian,,
Pohon Cemara, Pohon Palem,
Pohonnya tinggi-tinggi Bo!
Orang Sasak pergi ke Bali,
Membawa pelita semuanya,
Berbisik pekak dengan tuli,
Tertawa si buta melihatnya
Naik kebukit membeli lada,
Lada sebiji dibelah tujuh,
Apanya sakit berbini janda,
Anak tiri boleh disuruh
Orang Sasak pergi ke Bali,
Membawa pelita semuanya,
Berbisik pekak dengan tuli,
Tertawa si buta melihatnya
Jauh di mata,dekat dihati,
Jauh di hati,dekat dimata,
Jauh-dekat tujuh ratus perak
Ada apa diseberang itu,
Mentimun busuk dimakan kalong,
Ada apa diseberang itu,
Bujang bungkuk gadis belong
Sakit kaki ditikam jeruju,
Jeruju ada didalam paya,
Sakit hati memandang susu,
Susu ada dalam kebaya
Ada buah manggis,
Ada juga buah anggur,
Awalnya romantis,
Pas tekdung malah kabur
Jangan takut,
Jangan kawatir,
Itu kentut,
Bukan petir
Jalan-jalan ke Kota Arab,
Jangan lupa membeli kitab,
Cewek sekarang tidak bisa diharap,
Bodi bohai betis berkurap

Elok berjalan kota tua,
Kiri kanan berbatang sepat,
Elok berbini orang tua,
Perut kenyang ajaran dapat
Buah Nanas, Buah bengkoang,
Buah jambu, Buah kedondong,
Ngerujak dooooooooonggggggg
Senangis letak di timbangan,
Pemulut kumbang pagi-pagi,
Menangis katak di kubangan,
Melihat belut terbang tinggi
Anak Hindu beli petola,
Beli pangkur dua-dua,
Mendengar kucing berbiola,
Duduk termenung tikus tua
Jalan-Jalan ke Kota Sumedang..,
Ada Kambing Makan Rumput..,
Anak-anak pada Senang ..,
Melihat banci Bergoyang Dangdut..
Bunga mawar tangkai berduri,
Laris manis pedang cendol,
Aku tersenyum malu sekali,
Ingat dulu suka mengompol
Anak cina menggali cacing,
Mari diisi dalam tempurung,
Penjual sendiri tak kenal dacing,
Alamat dagangan habis diborong
Biduk buluh bermuat tulang,
Anak Siam pulang berbaris,
Duduk mengeluh panglima helang,
Melihat ayam bercengkang keris 
Buah jering dari Jawa,
Naik sigai ke atas atap,
Ikan kering lagi ketawa,
Dengar tupai baca kitab
Pohon manggis di tepi rawa,
Tempat datuk tidur beradu,
Sedang menangis nenek tertawa,
Melihat datuk bermain gundu
Anak dara Datuk Tinggi,
Buat gulai ikan tilan,
Datuk tua tak ada gigi,
Bila makan kunyah telan
Jikalau lengang dalam negeri,
Marilah kita pergi ke kota,
Hairan tercengang kucing berdiri,
Melihat tikus naik kereta
Punggur berdaun di atas kota,
Jarak sejengkal dua jari,
Musang rabun,
helang pun buta,
Baru ayam suka hati
Ketika perang di negeri Jerman,
Ramai askarnya mati mengamuk,
Rangup gunung dikunyah kuman,
Lautan kering dihirup nyamuk
Jual betik dengan kandil,
Kandil buatan orang Inggeris,
Melihat buaya menyandang bedil,
dan kerbau tegak berbaris
Berderak-derak sangkutan dacing,
Bagaikan putus diimpit lumpang,
Bergerak-gerak kumis kucing,
Melihat tikus bawa senapang
Pokok pinang patanya condong,
Dipukul ribut berhari-hari,
Kucing berenang tikus berdayung,
Ikan di laut berdiam diri
Tanam pinang di atas kubur,
Tanam bayam jauh ke tepi,
Walaupun musang sedang tidur,
Mengira ayam di dalam mimpi
Anak bakau di rumpun salak,
Patah taruknya ditimpa genta,
Riuh kerbau tergelak-gelak,
Melihat beruk berkaca mata
Orang menganyam sambil duduk,
Kalau sudah bawa ke balai,
Melihat ayam memakai tanduk,
Datang musang meminta damai
Hilir lorong mudik lorong,
Bertongkat batang temberau,
Bukan saya berkata bohong,
Katak memikul paha kerbau
Di kedai Yahya berjual surat,
Di kedai kami berjual sisir,
Sang buaya melompat ke darat,
Melihat kambing terjun ke air

Berita Negeri : Belum Temukan Motif Yang Pas, Polisi Akui Pembunuh Mirna ‘Cerdas dan Teliti’, Jessica Bisa Saja Lepas Dari Jeratan Hukum !

Polisi Masih Belum Bisa Menemukan Siapa Pembunuh Mirna
 Hingga kini kasus pembunuhan Wayan Mirna Slaihin (27) yang merupakan korban dari es kopi sianida masih menjadi misteri dengan tanda tanya besar, siapa sebenarnya pembunuh Mirna?
Pihak kepolisian yang menangani kasus ini masih kesulitan untuk mengungkapkan siapa sebenarnya pelaku dibalik tewasnya Mirna usai menenggak es kopi beracun. Bahkan pembunuh Mirna yang menaruh sianida dalam es kopi Mirna ini diduga memiliki intelektual tinggi serta juga teliti dalam melancarkan aksi untuk meracuni korbannya.
Seperti diikuti dari metrotv.com, Kriminolog dari Universitas Indonesia Bambang Widodo Umar mengatakan bahwa Polda Metro Jaya yang menangani kasus pembunuhan Mirna ini tampak sulit untuk mengungkapkan kebenaran siapa sebenarnya dibalik kasus ini.
Minimnya alat bukti serta dilakukannya dua versi olah tempat kejadian perkara (TKP) memperlihatkan kasus itu sangat rumit serta batapa pintarnya pembunuh Mirna.
“Karena ini kepelikannya cukup tinggi. Tidak ditemukannya bukti material, berarti pelakunya cukup teliti,” kata Bambang, Selasa (9/2/2016).
Bambang menambahkan bahwa sulitnya mengungkapkan siapa pembunuh Mirna ini membuktikan betapa sulitnya mengungkap kasus pembunuhan dengan menggunakan racun. Ia juga menilai jika kasus ini sangat rumit untuk dapat diungkap, seperti yang pernah terjadi pada aktivis HAM, Munir Said Thalib yang diracun menggunakan arsenik.

Pembunuh Mirna

Namun, Bambang menilai, hal itu tergantung kemampuan pembunuh dalam melancarkan aksinya. “Tergantung kemampuan orang yang membunuh atau modus operandi serta cara yang dilakukan,” imbuh Bambang.
Bambang mengungkapkan jika dalam pembunhan Mirna dan Munir yang menggunakan racun, ia berpendapat bahwa racun yang digunakan untuk membunuh keduanya ini merupakan racun yang sulit untuk didapat.
Walaupun ada yang menjualnya secara bebas di luar, namun butuh izin yang jelas dan tak sembarang orang bisa mendapatkan zat berbahaya seperti sianida dan arsenik.
“Kalau pembunuhan dengan racun itu banyak terjadi. Tapi, yang menggunakan sianida dan arsenik itu sangat jarang. Sebab zat racun itu tidak bisa sembarangan didapat,” jelasnya.
Seperti yang diketahui bahwa Jessica Wongso telah ditetapkan sebagai seorang tersangka dalam kasus pembunuhan Mirna ini. Namun demikian ia masih tetap tak mau mengakui jika ia adalah pembunuh Mirna, ia tetap mengelak atas segala yang dituduhkan penyidik terhdapnya.
Hingga kini kasus ini masih terus berlanjut dengan penyidik terus mengumpulkan dan memperkuat barang bukti yang ada. Jessica Wongso yang di tahan di rutan Polda Metro Jaya juga masih terus menjalani pemeriksaan oleh penyidik guna mendapatkan informasi untuk memperkuat bukti yang ada.

'Terinspirasi' Kopi Sianida Mirna, Wanita Ini Racuni Teman Pakai Tiner

04 Feb 2016 19:29:16 WIB
Buruh pabrik di Cilincing, Jakarta Utara tega meracuni temannya dengan memasukkan tiner ke botol air milik korban.


Wanita bernama Ayu Lestari tersebut diduga meracuni korban karena dendam pribadi. Lantaran ada kemiripan dengan kasus Mirna, polisi pun menyebut jika Ayu terinspirasi dari racun sianida dalam kopi.

"Ya kemungkinan terinspirasi dari kasus sianida itu," tutur Kasubag Humas Polres Jakarta Utara, Kompol Sungkono seperti dilansir dari Detik, Kamis (4/2). "Tetapi yang jelas pelaku meracuni korban karena sakit hati."

Lebih lanjut, Sungkono menyebutkan kronologi dari upaya percobaan pembunuhan yang dilakukan Ayu. Saat kejadian pada Rabu (3/2), Ayu secara diam-diam memasukkan tiner ke dalam botol air mineral milik korban ketika sedang asyik mengobrol bersama 4 rekannya yang lain.

Korban yang diketahui bernama Noviana Wulandari sempat pusing dan mual usai meminum air yang mengandung tiner tersebut. Beruntung nyawanya tidak terancam dan hingga kini ia masih dirawat di Rumah Sakit Koja.

Sementara itu, Ayu Lestari masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolsek Cilincing. Tersangka akan dijerat Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan. (wk/kr

JUMAT, 05 FEBRUARI 2016


EDY WARGA PASAR BARU TEWAS DI TEMBAK PERAMPOK


korban tewas dengan  peluru tembus dari bibir hingga leher Kamis 21.30 WIB

MUARABULIAN – Terjadi perampokan yang menewaskan korban atas nama Edy (50) warga Rt 07 Kelurahan Pasar Baru kecamatan muara bulian. Informasi yang dihimpun www.batangharinews.com menyebutkan, perampok diperkirakan berjumlah 4 orang.
Kejadian ini bermula saat mati lampu sekitar pukul 21.30 Wib Kamis (4/2). Ketika mati lampu perampok memamfaatkan suasana gelap dan masuk kedalam toko milik Edy (korban). Korban yang sedang berada di dalam toko berniat untuk menutup toko, sedadngkan istri korban berada diluar toko. 

Dalam suasana gelap karena mati lampu, empat perampok masuk kedalam toko ingin menguras uang milik korban. Namun aksi perampok diketahui istri korban, dalam suasana gelap gulita istri korban melihat perampok sudah mengancam korban. Saat itu korban sempat melawan, istri korban yang melihat kejadian langsung teriak maling,perampok pun langsung berlari keluar toko.

Melihat para perampok lari, korban berniat menghajar perampok. Namun saat perampok sudah berada diluar toko, perampok menusukkan pisau ke bagian pinggang sebelah kiri korban. Saat itu korban terus melawan dan berusaha mencegah perampok agar tidak lari. Merasa takut ketahuan warga, salah seorang perampok menembak korban. Tembakan itu mengenai bagian atas bibir hingga tembus kegian belakang leher. 

Setelah perampok melihat korban terjatuh setelah ditembak, empat orang perampok langsung melarikan diri dengan mengendarai dua sepeda motor. Informasi yang diterima menyebutkan, 4 orang perampok tersebut mengendarai dua sepeda motor jenis Yamaha Vixion warga merah dan Honda Revo warna biru. Warga sekitar yang mendengar suara tembakan langsung mengejar empat pelaku perampokan, namun warga tidak berhasil menangkap perampok. Korban yang sudah terjatuh didepan toko miliknya karena luka tusuk dan tembakan tersebut, langsung dilarikan warga ke RSUD Hamba muara bulian. Sesampianya di rumah sakit, nyawa korban tidak bisa diselamatkan lagi.

Kasat Reskrim AKP Ghulam Nabhi, saat dikonfirmasi di RSUD Hamba (4/2) membenarkan kejadian tersebut. Dikatakannya, pelaku diperkirakan berjumlah 4 orang dengan mengendarai dua sepeda motor jenis Yamaha Vixion warna merah dan Honda Revo warna biru.

"Iya benar telah terjadi perampokan, korban ditusuk dan ditembak. Informasi yang kami terima sementara belum ada barang atau uang yang berhasil dijarah perampok. Namun informasi ini belum pasti, soalnya saksi kunci kejadian tersebut adalah istri korban," kata Kasat Reskrim Polres Batanghari, AKP Ghulam Nabhi.

Kasat Reskrim menjelaskan, karena peristiwa sadis tersebut dilihat langsung oleh istri korban, akibatnya istri korban mengalami shock. Kejadian perampokan yang menewaskan suaminya dan dilihat langsung oleh istri korban. Maka pihak kepolisian belum bisa menanyakan bagaimana kronologis sebenarnya. Sebab istri korban belum bisa ditanya karena masih dalam keadaan shock berat. Setelah di cek ke TKP, darah bekas tusukan dan tembakan hanya ditemukan pada bagian luar toko. Kemungkinan besar exsekusi penembakan terjadi saat korban mengejar perampok hingga keluar toko. Saat ini tim buser sudah melakukan pengejaran kesegala penjuru," kata AKP Ghulam Nabhi.(din/hur)